Jamie Carragher kembali mengkritik Mikel Arteta, menganggap pembelaan manajer Arsenal tersebut lemah dan penuh dengan klaim yang membingungkan tentang kualitas serangan skuadnya.
Arteta menghadapi kritik menyusul hasil imbang 1-1 Arsenal dengan Manchester City, di mana timnya terlihat berhati-hati meskipun tim asuhan Pep Guardiola mencatatkan persentase penguasaan bola terendah mereka di Liga Primer, yaitu 32,8 persen. Menjelang Piala Carabao, Arteta membalas, menggambarkan para pemainnya penuh dengan sifat menyerang dan bahkan menyebut David Raya sebagai kiper paling agresif di liga.

Mengapa Carragher menolak penjelasan Mikel Arteta?
Carragher berargumen bahwa komentar Arteta tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan dan hanya sekadar pembelaan diri. Dalam podcast Stick to Football-nya, Carragher mencemooh gagasan Raya sebagai penjaga gawang serang dan menunjukkan bahwa bek sayap Arsenal pada dasarnya adalah bek tengah, seperti ketika ia bermain di lini belakang Liverpool asuhan Gerard Houllier yang konservatif. Ia berpendapat bahwa logika Arteta terlalu dipaksakan untuk mencakup setiap posisi tanpa substansi.
Klaim spesifik apa yang dicemooh Carragher?
Ia mencatat referensi Arteta tentang Martin Zubimendi sebagai pemain nomor enam yang kreatif dan penyebutannya tentang pemain sayap yang bermain di luar posisi mereka di musim-musim sebelumnya.
Carragher mengatakan Arteta tampaknya berniat untuk melawan semua kritik tetapi akhirnya terdengar tidak meyakinkan. Ia menekankan bahwa menggunakan argumen seperti itu kepada pemain atau staf tidak akan efektif karena performa tim menunjukkan sesuatu yang sangat berbeda di lapangan.

Mikel Arteta – Bagaimana Arsenal menghadapi Manchester City?
Arteta menurunkan trio gelandang Merino, Zubimendi, dan Declan Rice, dengan Leandro Trossard di sisi kiri, meninggalkan Ebere Eze dan Gabriel Martinelli di bangku cadangan. Pemilihan pemain yang hati-hati ini membatasi kreativitas Arsenal hingga Martinelli masuk untuk menyelamatkan satu poin di penghujung waktu tambahan. Bagi Carragher, ini membuktikan bahwa Arsenal kurang memiliki niat menyerang di saat-saat krusial, yang memperkuat kritik terhadap pendekatan Arteta.
Apa kata pakar lain tentang peluang gelar Arsenal?
Gary Neville juga meragukan kemampuan Arsenal untuk menjuarai Liga Primer, dan menyarankan mereka perlu mengendurkan pertahanan melawan rival-rival papan atas.
Neville berpendapat bahwa menghadapi tim City dengan penguasaan bola yang minim seharusnya mendorong Arsenal untuk menyerang lebih bebas, tetapi justru mereka bermain sendiri. Carragher melangkah lebih jauh, dengan mengatakan Arsenal secara efektif menyia-nyiakan seluruh babak pertama dan gagal memanfaatkan kerentanan City yang tidak biasa.

Mengapa Carragher berpikir Arsenal terlalu bergantung pada bola mati?
Carragher memperingatkan bahwa serangan Arsenal telah menjadi terlalu bergantung pada situasi bola mati, dengan peluang permainan terbuka yang terlalu terbatas bagi sebuah tim penantang gelar. Ia mengakui rekor pertahanan mereka yang luar biasa dan kemampuan mereka menjaga clean sheet, tetapi menegaskan bahwa jika efektivitas bola mati mereka menurun, harapan mereka untuk meraih gelar juara bisa runtuh. Baginya, Arsenal berisiko menjadi tim yang dibangun di atas kehati-hatian alih-alih kreativitas, dan itu membuat mereka gagal memenuhi apa yang dibutuhkan untuk melengserkan Liverpool atau Manchester City.
Arteta mengklaim Raya adalah kiper dengan pola pikir paling menyerang di liga, tetapi Carragher berpendapat bahwa pernyataan itu tidak berarti dan tidak mencerminkan kehati-hatian tim secara keseluruhan.
Hasil 1-1 membuat Arsenal tertinggal lima poin dari Liverpool sebelum perjalanan sulit ke Newcastle, menimbulkan kekhawatiran tentang konsistensi mereka dalam pertandingan-pertandingan besar.
Para pendukung terbagi, beberapa sepakat bahwa Arsenal membutuhkan lebih banyak kebebasan menyerang, sementara yang lain mendukung soliditas pertahanan Arteta sebagai fondasi yang tepat untuk mengejar gelar juara.